Makna Inklusivitas Perjamuan Kudus sebagai Ruang Perjumpaan dengan Penyandang Disabilitas

Penulis

  • Debbie Tohata Sekolah Tinggi Filsafat Theologi Jakarta

DOI:

https://doi.org/10.46567/ijt.v11i2.391

Kata Kunci:

Perjamuan Kudus, inklusivitas, gereja yang inklusif, penyandang disabilitas, teologi disabilitas

Abstrak

Artikel ini mempertimbangkan Perjamuan Kudus sebagai sebuah ruang perjumpaan yang inklusif bagi para penyandang disabilitas. Meskipun inisiatif Allah tidak ditujukan pada umat tertentu, melainkan seluruh umat, termasuk penyandang disabilitas, para penyandang disabilitas seringkali kurang dilibatkan di dalam Perjamuan Kudus. Mereka seringkali dijadikan objek pengasihan karena memiliki kondisi tertentu pada dirinya, seperti buta, lumpuh, atau keterbelakangan mental. Selain itu, penyandang disabilitas seringkali, oleh masyarakat di budaya tertentu, dilihat sebagai akibat dari dosa orang tua atau komunitasnya. Ketimbang menganggap penyandang disabilitas sebagai gejala dosa, semestinya kita melihat mereka sebagai orang-orang yang memiliki karunia yang dianugerahkan Allah untuk kelangsungan kehidupan mereka (Nancy L. Eiesland). Gereja seringkali kurang peduli dengan persoalan yang dihadapi penyandang disabilitas, yang disebabkan kurangnya pemahaman tentang peran Kristus dalam kehidupan penyandang disabilitas (Michael S. Beates). Di samping itu, budaya malu dalam keluarga menjadi penyebab mereka malu mengantar anak mereka ke gereja, termasuk mengikuti kelas katekisasi yang dilaksanakan oleh gereja. Berbeda dengan itu, makna inklusivitas dalam Perjamuan Kudus dapat menolong umat untuk memahami bahwa semua orang sama dihadapan Kristus. Setiap orang berhak mengambil bagian dalam Perjamuan Kudus, dan layak menerima keselamatan, serta menjadi bagian dalam persekutuan bersama Kristus. Tulisan ini mengajak umat untuk diajar dan diberi pemahaman bahwa makna inklusivitas dalam Perjamuan Kudus dapat merangkul setiap orang masuk dalam persekutuan bersama Kristus, serta percaya bahwa mereka diterima dan diselamatkan.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Biografi Penulis

Debbie Tohata, Sekolah Tinggi Filsafat Theologi Jakarta

Debbie YMA Tohatta adalah Pendeta di Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) dan aktif di Departemen Teologi dan Persidangan Gerejawi GPIB. Ia menyelesaikan program magister di Sekolah Tinggi Filsafat Theologi (STFT) Jakarta tahun 2021 dan saat ini sedang menempuh studi doktoral di STFT Jakarta. Minat risetnya adalah studi liturgika.

Referensi

Aritonang, Jan S., dan Eddy Kristiyanto, eds. Kamus Gereja & Teologi Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2021.

Badan Pemeriksa Keuangan. “Undang-undang (UU) No. 8 Tahun 2016 Penyandang Disabilitas.” https://peraturan.bpk.go.id/Details/37251/uu-no-8-tahun-2016, diakses 19 Desember 2023.

Beates, Michael S. Disability and the Gospel: How God Uses Our Brokenness to Display His Grace. Wheaton, IL: Crossway, 2012.

Brock, Brian. Wondrously Wounded: Theology, Disability, and the Body of Christ. Waco, TX: Baylor University Press, 2019.

Chase, Christina. It’s Good to be Here: A Disabled Woman’s Reflections on God in the Flesh and the Sacred Wonder of being Human. Manchester: Sophia Institute Press, 2019.

Christiani, Tabita Kartika. Hospitality and Inclusion: Pendidikan Kristiani Inklusi. Yogyakarta: Yayasan Taman Pustaka Kristen Indonesia, 2022.

Eiesland, Nancy L. “Encountering the Disabled God.” PMLA, Vol. 120, No. 2 (2005): 584-586.

_______. “Sacramental Bodies.” Journal of Religion, Disability, and Health, Vol. 13, No. 3-4 (2009): 236-246.

Feingold, Lawrence. The Eucharist: Mystery of Presence, Sacrifice, and Communion. Steubenville, OH: Emmaus Academic, 2018.

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat. Buku I: Pemahaman Iman dan Akta Gereja. Surabaya: Persidangan Sinode XXI, 2021.

Karman, Yonky. Yang Menjadikan Langit dan Bumi: Sebuah Teologi Penciptaan Menurut Perjanjian Lama. Jakarta: Sekolah Tinggi Filsafat Theologi Jakarta, 2021.

Levering, Matthew. Sacrifice and Community: Jewish Offering and Christian Eucharist. Malden, MA: Blackwell, 2005.

Montoya, Angel F. Méndez. Theology of Food: Eating and the Eucharist. West Sussex, UK: Wiley-Blackwell, 2009.

Sinulingga, Isabella Novsima. “Keindahan dalam Disabilitas: Sebuah Konstruksi Teologi Disabilitas Intelektual.” Indonesian Journal of Theology, Vol. 3, No. 1 (2015): 35-60.

Spurrier, Rebecca F. The Disabled Church: Human Difference and the Art of Communal Worship. New York: Fordham University Press, 2019.

Sutanto, Ester A. Liturgi Meja Tuhan: Dinamika Perayaan-Pelayanan. Jakarta: UPI STT Jakarta, 2005.

Vallabaraj, Jerome. “Ministering to Persons with Disabilities.” Kristu Jyoti: A Youth Pastoral Theological Catechetical Journal, Vol. 32, No. 2 & 3 (2016): 128-154.

Verdino, Timotius. “Disabilitas dan In(ter)karnasi: Konstruksi Teologis tentang Allah dalam Perspektif Disabilitas.” Gema Teologika, Vol. 5, No. 1 (2020): 33-48.

Welker, Michael. “Holy Spirit and Holy Communion.” Word and World, Vol. 23, No. 2 (2003): 154-159.

Wirzba, Norman. Food and Faith: A Theology of Eating. New York: Cambridge University Press, 2011.

Yong, Amos. The Bible, Disability, and the Church: A New Vision of the People of God. Grand Rapids, MI: Eerdmans, 2011.

Diterbitkan

2023-12-26

Cara Mengutip

Tohata, D. . (2023). Makna Inklusivitas Perjamuan Kudus sebagai Ruang Perjumpaan dengan Penyandang Disabilitas. Indonesian Journal of Theology, 11(2), 366-383. https://doi.org/10.46567/ijt.v11i2.391