Mamasa-Kristen dan Kematian Anggota Keluarganya
Dialog yang Memperkaya antara 1 Tesalonika 4:14 dan Aluk Toyolo
DOI:
https://doi.org/10.46567/ijt.v10i1.239Kata Kunci:
Mamasa-Kristen, Aluk Toyolo, kematian, dikumpulkan bersama leluhur, eskatologiAbstrak
Kematian anggota keluarga seringkali meninggalkan duka yang mendalam. Karena itu, dalam berbagai kebudayaan telah tersedia mekanisme penghiburan sebagaimana yang juga ditemukan dalam Aluk Toyolo. Namun demikian, adakalanya mekanisme itu mendapat penentangan dalam kekristenan dengan alasan tidak sejalan dengan ajaran Alkitab. Gereja bahkan menetapkan sanksi bagi anggota jemaat yang tetap menjalankannya. Situasi ini tentu saja menjadi dilema bagi mereka yang hidup dalam dua tradisi, yaitu budaya leluhur dan kekristenan. Mamasa-Kristen yang dikenal dengan sejumlah ritus kematian merupakan salah satu komunitas yang mengalami dilema ini. Gereja Toraja Mamasa (GTM), melalui sejumlah keputusan dalam sidang sinode, pernah menetapkan sejumlah larangan bahkan sanksi yang dimaksud. Kenyataannya, beberapa ritus yang dilarang masih saja dilakukan secara terbuka. Kini, dilema itu tidak saja dialami oleh anggota jemaat, tetapi juga oleh gereja. Lalu apa yang bisa dilakukan untuk meminimalkan dilema tersebut? Tulisan ini mengusulkan sebuah dialog dalam ranah hermeneutika biblis yang dikenal dengan Hermeneutika Lintas-Tekstual. Dari dialog tersebut, ditemukanlah sejumlah titik temu antara konsep kematian dalam budaya leluhur Mamasa dengan konsep kematian dalam surat Paulus. Perbedaan di antara keduanya juga ada, namun perbedaan yang memperkaya juga tampak jelas. Melalui dialog ini, pemahaman terhadap teks 1 Tesalonika 4:14 tentang kematian justru dapat diperkaya melalui sejumlah ritus kematian dalam Aluk Toyolo.
Unduhan
Referensi
Ada, J.L. Aluk To Dolo Menantikan Kristus: Ia Datang agar Manusia Mempunyai Hidup dalam Segala Kelimpahan. Toraja: Batu Silambi’, 2014.
Aland, B. The Greek New Testament. 4th ed. London: United Bible Societies, 1983.
Ansaar. Arsitektur Tradisional Daerah Mamasa. Jakarta: Direktorat Tradisi, Direktorat Jenderal Nilai Budaya Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata, 2011.
Arulangi, Ronald. “Dua Sumber Otoritas, Tiga Konteks: Gereja Toraja Mamasa Menuju Kemandirian Teologi dalam Dialektika antara Isu-isu Pastoral, Alkitab, dan Kearifan Cerita Rakyat Mamasa.” ERANLANGI: Jurnal Teologi STT Sulbar, Vol. 1, No. 1 (2020): 84-106.
Ascough, Richard S. “A Question of Death: Paul’s Community-Building Language in 1 Thessalonians 4:13-18.” Journal of Biblical Literature, Vol. 123, No. 3 (2004): 509-530.
Bosong, P. Upacara Kematian menurut Adat Mamasa: Suatu Penyelidikan Mengenai Pengaruh Adat di dalam Masyarakat Gereja Toraja Mamasa. Makassar: STT INTIM, 1983.
Badan Pekerja Majelis Sinode GTM. “Konsep Pandangan & Pemahaman Gereja Toraja Mamasa tentang Politik.” Mamasa, 2013.
BPMS-GTM. “Himpunan Keputusan Sidang Majelis Sinode Am XIX Gereja Toraja Mamasa.” Mamasa, 2016.
Buijs, Kees. Kuasa Berkat dari Belantara dan Langit: Struktur Ddan Transformasi Agama Orang Toraja di Mamasa, Sulawesi Barat. Makassar: Ininnawa, 2009.
Collins, R. I & II Timothy and Titus. Louisville, KY: Westminster John Knox Press, 2002.
Demianus, “Masyarakat Mamasa Pra-Kekristenan telah Mengenal Allah yang Benar: Suatu Refleksi Teologis tentang Kepercayaan Tradisional Masyarakat Mamasa kepada Dewata dalam Hubungannya dengan Kehidupan Bergereja Masa Kini.” Loko Kada: Jurnal Teologi Kontekstual & Oikumenis, Vol. 1, No. 2, (2021): 29-42. https://jurnal.sttmamasa.ac.id/index.php/lk/article/view/12/19.
van den. End, Th., dan J. Weitjens. Ragi Carita 2: Sejarah Gereja Di Indonesia 1860 an-Sekarang. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008.
Ismail, Roni. “Ritual Kematian dalam Agama Asli Toraja ‘Aluk To Dolo’ (Studi Atas Upacara Kematian Rambu Solok).” Religi: Jurnal Studi Agama-agama, Vol. 15, No. 1 (2019): 87-106. http://ejournal.uin-suka.ac.id/ushuluddin/Religi/article/view/1746/1379.
van der. Klis, W. A. Datanglah Kerajaan-Mu: Lima Puluh Tahun Pekabaran Injil di Toraja Barat. Rantepao: Sulo, n.d.
Kwok Pui-lan. Discovering the Bible in the Non-Biblical World. Maryknoll, NY: Orbis Books, 1995.
Lambrecht, J. “A Structural Analysis of 1 Thessalonians 4-5.” In The Thesssalonians Debate. Eds., J. Lambrecht, K. P. Donfried, and V Beutler, 23-45. Grand Rapids, MI: Eerdmans, 2000.
Lee, Archie C.C. “Cross-Textual Hermeneutics and Identity in Multi-Scriptural Asia.” In Christian Theology in Asia. Ed., Sebastian C.H. Kim, 179-204. Cambridge: Cambridge University Press, 2008.
Listijabudi, Daniel K. Bergulat di Tepian: Pembacaan Lintas Tekstual Dua Kisah Mistik (Dewa Ruci & Yakub Di Yabok) untuk Membangun Perdamaian. Jakarta: BPK Gunung Mulia; Yogyakarta: Duta Wacana University Press, 2019.
_______. “Hermeneutika Lintas Tekstual atas Teks Mistik: Dewa Ruci (Teks Jawa) dan Yakub di Yabok (Kej. 32).” Dalam Simposium Nasional Ikatan Sarjana Biblika Indonesia. Eds., S. Marsunu, V. Rubianto, dan M. Situmorang, 154-163. Toraja: ISBI, 2016.
Luckensmeyer, D. The Eschatology of First Thessalonians. Gottingen: Vandenhoeck & Ruprecht, 2009.
Malherbe, Abraham J. “Ethics in Context: The Thessalonians and Their Neighbours.” HTS Teologiese Studies / Theological Studies, Vol. 68, No. 1 (2012): 1-10. https://cyberleninka.org/article/n/925606/viewer.
Marshall, I. H. 1 and 2 Thessalonians. Grand Rapids, MI: Eerdmans, 1983.
Melalatoa, M. J. Ensiklopedi Suku Bangsa Di Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1995.
Metzger, B. Textual Commentary on the Greek New Testament. London: United Bible Societies, 1975.
Niles, Daniel P. “The World of God and the People of Asia.” In Understanding the Word: Essay in Honour of Bernhard W. Anderson. Eds., D. P. Niles, J. T. Butler, E. W. Conrad, and B. C. Ollenburger, 281-313. Sheffield: JSOT, 1985.
Philo. “The Works of Philo.” http://www.earlychristianwritings.com/yonge/book19.html.
Rambe, A. H. Keterjalinan dalam Keterpisahan: Mengupaya Teologi Interkultural dari Kekayaan Simbol Ritus Kematian dan Kedukaan Di Sumba dan Mamasa. Makassar: OASE Intim, 2014.
Selby, G. S. “‘Blameless at His Coming:’ The Discursive Construction of Eschatological Reality in 1 Thessalonians.” Rhetorica: A Journal of the History of Rhetoric, Vol. 17, No. 4 (1999): 385-410. https://doi.org/10.1525/rh.1999.17.4.385.
Surbakti, Pelita H. “Menghidupkan Leluhur: Sebuah Penafsiran Terhadap Matius 22:32.” GEMA TEOLOGIKA: Jurnal Teologi Kontekstual dan Filsafat Keilahian, Vol. 4, No. 1 (2019): 1-16. http://journal-theo.ukdw.ac.id/index.php/gemateologika/article/view/414/279.
_______. “Memperkaya Pemahaman Alkitab Dengan Perspektif Kepercayaan Lain: Interpretasi Sosio-Retorik Roma 2:12–16.” GEMA TEOLOGIKA: Jurnal Teologi Kontekstual dan Filsafat Keilahian, Vol. 6, No. 2 (2021): 217-232. http://journal-theo.ukdw.ac.id/index.php/gemateologika/article/view/608/365.
Surbakti, Pelita Hati, dan Noel GBP Surbakti. “Hermeneutika Lintas Tekstual: Alternatif Pembacaan Alkitab dalam Merekonstruksi Misiologi Gereja Suku di Indonesia.” Societas Dei: Jurnal Agama dan Masyarakat, Vol. 6, No. 2 (2019): 209-227. http://societasdei.rcrs.org/index.php/SD/article/view/116/84.
du Toit, Andrie B. “Sensitivity towards the Reaction of Outsiders as Ethical Motivation in Early Christian Paraenesis.” HTS Teologiese Studies / Theological Studies, Vol. 68, No. 1 (2012): 1-7. https://hts.org.za/index.php/hts/article/view/1212/2373.
Tore, Makmur. “Leluhurku, Leluhurmu, Leluhur Kita: Pembacaan Lintas Teks (Cross-Textual Reading) atas Kisah Nenek Pongka Padang dan Kisah Abram dalam Kejadian 12-13,” ERANLANGI: Jurnal Teologi STT Sulbar, Vol. 1, No. 1 (2020): 41-68.
Verhoef, Eduard. “1 Thessalonians 4:1-8: The Thessalonians Should Live a Holy Life.” HTS Teologiese Studies / Theological Studies, Vol. 63, No. 1 (2007): 347-363. https://hts.org.za/index.php/hts/article/view/208/141.
Wanamaker, C. A. Commentary on 1 & 2 Thessalonians. Grand Rapids, MI: Eerdmans, 1990.
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Hak Cipta (c) 2022 Pelita Hati Surbakti, Rahyuni Daud Pori, Ekavian Sabaritno
Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.